Home » Jantung

Aritmia Penyebab Gejala Diagnosa Pengobatan

  • Roswati Roswati

aritmia

Aritmia / desiran jantung / kelainan irama jantung adalah keadaan dimana laju detak jantung mengalami gangguan, yang berpengaruh pada denyut jantung sehingga menjadi tidak teratur, terkadang cepat dan terkadang lambat. Pada orang normal denyut jantung akan berkisar antara 50-100 kali tiap menitnya.

Jantung adalah salah satu organ dalam tubuh manusia yang paling vital. Menjaga agar kinerja jantung  dapat bekerja dengan baik merupakan hal yang harus dilakukan. Apabila jantung mengalami masalah maka kinerja jantungpun akan terganggu. Salah satu jenis penyakit jantung yang perlu kita waspadai adalah aritmia.

  • Denyut jantung yang terlalu cepat disebut takikardia. Denyut jantung yang terlalu cepat dalam jangka waktu yang lama, maka akan menyebabkan gagal jantung kongesif dan tentunya akan sangat membahayakan. Kisaran denyut jantung pada takikardia berada diatas 100 kali per menit dari denyut jantung orang normal.
  • Denyut jantung yang terlalu lambat disebut bradikardia. Denyut jantung yang lambat akan berakibat pada penyuplaian darah ke otak menjadi berkurang sehingga asupan darah yang dibutuhkan otak tidak mencukupi, hal ini dapat mengakibatkan seseorang kehilangan kesadarannya atau pingsan. Pada Bradikardia, denyut jantung ini dibawah 50 kali permenitnya dibawah denyut jantung normal.

Kelainan ritme jantung atau aritmia dapat terjadi karena sistem listrik pada jantung menderita masalah, sehingga jantung tidak dapat mengontrol denyut jantung karena sel saraf khusus yang ada pada jantung tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik. Aritmia juga terjadi apabila seseorang pernah mengalami serangan jantung sebelumnya.

Salah satu jenis aritmia yang membahayakan adalah fibrilasi, yaitu suatu kondisi aritmia yang terjadi karena timbulnya pembekuan darah di serambi jantung. Apabila bekuan darah ini sampai terlepas dan terbawa ke aliran darah yang menuju  ke otak maka dapat mengakibatkan penyakit stroke.

Jenis aritmia

  1. Takikardia supraventrikular
    Suatu kondisi dimana denyut jantung berdetak diatas normal sehingga menyebabkan denyut jantung menjadi cepat.
  2. Bradikardia
    Ini adalah kebalikan dari takikardia, dimana denyut jantung melambat karena jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur.
  3. Fiblirasi atrium
    Kondisi dimana tingkat kontraksi organ jantung menjadi tinggi dan detak jantung menjadi tidak teratur.
  4. Fibrilasi ventrikel
    Suatu kondisi dimana detak jantung terlalu cepat dan tidak beraturan yang dapat mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran, tidak bernafas, dan dapat menyebabkan kematian mendadak.

Gejala aritmia

Aritmia terkadang tidak menunjukkan adanya gejala apapun sehingga sulit terdeteksi. Meski begitu, aritmia yang tidak menunjukkan gejala apapun biasanya akan menimbulkan masalah besar.

Gejala-gejala aritmia meliputi:

  • Detak jantung yang tidak beraturan, terkadang lambat dan terkadang cepat.
  • Dada terasa tidak nyaman.
  • Tekanan darah yang lebih rendah dapat menyebabkan kepala menjadi pusing akibat kurangnya suplai darah ke otak dan ke seluruh tubuh.
  • Sering merasa keletihan atau mudah lelah.
  • Ada jeda diantara detak jantung.
  • Berkeringat dan gelisah yang berlebihan.
  • Kehilangan kesadaran atau pingsan.

Penyebab aritmia

Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab aritmia, antara lain:

  • Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, penyalahgunaan obat-obatan tertentu, dan sering mengkonsumsi minuman yang banyak mengandung kafein.
  • Pernah mengalami serangan jantung sebelumnya yang mengakibatkan jantung mengalami cedera.
  • Karena tekanan darah tinggi atau hipertensi yang diderita.
  • Menderita penyakit jantung koroner.
  • Kelenjar tiroid yang terganggu.
  • Struktur perubahan di dalam jantung, seperti otot-otot jantung yang berubah.
  • Ketidakseimbangan elektrolit dalam darah.

Aritmia pada intinya adalah semacam gangguan yang terjadi pada detak jantung yang tidak beraturan. Keadaan semacam ini membuat kinerja jantung menjadi terganggu karena pemompaan darah dalam jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh tidak dapat optimal.

Diagnosa aritmia

Pada dasarnya metode diagnosa aritmia akan dilakukan dengan cara yang paling sederhana sekalipun, walau tidak spesifik,  seperti mendengarkan suara detak jantung menggunakan stetoskop atau dengan merasakan denyut nadi pasien. Metode  diagnosa akan memberikan indikasi umum dari detak jantung, sehingga dapat mengetahui apakah detak jantung cepat atau lambat. Disamping metode sederhana diatas ada beberapa metode diagnosa pada aritmia.

Metode-metode diagnosa pada aritmia, antara lain:

  • Elektrokardiogram atau (EKG) yang berfungsi untuk merekam aktivitas elektrik di dalam jantung dengan menggunakan beberapa alat bantu yang disebut ‘Elektroda’.
  • Holter monitor yang memiliki fungsi hampir sama dengan EKG, dengan merekam secara terus menerus selama 24 jam. Alat ini dapat dibawa pulang oleh pasien agar dapat dipantau setiap hari.
  • Elektrofisiologi yang merupakan langkah diagnosa lanjutan dari aktivitas elektrik jantung dengan mengakses sumber dan pemetaan pada penyebaran impuls elektrik di dalam jantung.
  • Tes latihan tekanan dimana pasien melakukan tes fisik seperti mengayuh sepeda statis, dan berjalan di atas treadmill. Hal ini bertujuan untuk memonitor tekanan darah dan denyut jantung pasien sehingga dapat dilihat seberapa jauh perubahan yang terjadi sebelum dan sesudahnya.
  • Kateterisasi jantung yaitu mendengarkan aktivitas elektrik di jantung menggunakan semacam zat pewarna khusus dan sinar X atau X-ray untuk melihat kondisi dalam bilik, katup, dan pembuluh darah di jantung.

Biasanya aritmia yang terjadi sesekali selama beberapa detik tidaklah terlalu mengkhawatirkan. Akan tetapi jika pasien pernah mengalami serangan jantung sebelumnya dan sering mengalami detak jantung yang tidak beraturan yang semakin parah, sebaiknya segera kunjungi dokter agar mendapatkan perawatan intensif.

Pengobatan aritmia

Pada beberapa kasus, ada sebagian penderita aritmia yang tidak perlu melakukan pengobatan medis. Meski begitu, bagi sebagian penderita aritmia akan memerlukan pengobatan medis. Pengobatan aritmia dilakukan apabila berpotensi untuk menjadi lebih buruk sehingga dapat menyebabkan komplikasi. Pengobatan aritmia berdasarkan pada jenis aritmia dan tingkat keparahan.

Pengobatan aritmia yang dilakukan antara lain:

  1. Seperti halnya pada penderita jantung koroner, apabila pasien mengalami gangguan pada arteri koroner yang berat selain aritmia, maka dokter dapat melakukan operasi bypass koroner yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.
  2. Dengan memberikan obat-obatan seperti:
    • Antiaritmia, yaitu sejenis obat yang berfungsi untuk memperlambat detak jantung yang terlalu cepat dan mengubah irama jantung yang tidak normal kembali menjadi normal dan teratur. Jenis obat antiaritmia ini meliputi obat penghambat beta blocker
    • Obat-obatan sejenis pengencer darah yang berfungsi sebagai ‘antikoagulan‘, yang dapat mengurangi resiko pembekuan darah.

Selain pemberian obat, pengobatan aritmia juga dilakukan dengan menjalankan beberapa prosedur terapi. Jenis terapi yang dilakukan pada aritmia adalah:

  1. Alat pacu jantung
    Sebuah perangkat kecil yang diletakkan di bawah kulit pada bagian dada dan perut, sehingga pengontrolan detak jantung dapat termonitor dengan baik dan menjaga agar detak jantung tetap dalam kondisi normal. Alat ini bekerja dengan memberikan sengatan listrik yang pendek ke dalam jantung jika diketahui adanya perubahan ritme pada detak jantung agar kembali normal.
  2. Kardioversi
    Sebuah kejutan listrik dengan menggunakan alat kejut energi atau kejut listrik untuk memberikan sentakan listrik ke dalam jantung dan menormalkan irama jantung. Cara ini hanya dilakukan apabila pasien mengalami jenis aritmia yang mengancam nyawa.
  3. Ablasi kateter
    Ini dilakukan jika letak dan penyebab aritmia telah diketahui dengan pasti, kemudian dokter akan memasukkan kateter melalui pembuluh darah yang ada di kaki dengan menggunakan bantuan sinar X.

Cara mencegah aritmia

Setiap orang mempunyai resiko terkena penyakit aritmia, hanya bagaimana caranya untuk menghindari resiko tersebut tergantung dari masing-masing individu. Kondisi tubuh seseorang hanya dapat diketahui dan dipahami oleh orang itu sendiri, sehingga tubuh terawat sebaik mungkin agar tidak tererang artimia.

Cara untuk mencegah penyakit aritmia antara lain:

  • Terapkan pola hidup dan gaya hidup yang sehat, meliputi pengaturan pola makan dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan berolah raga secara teratur.
  • Berhenti merokok, mengurangi minuman yang mengandung kafein serta menghindari minum-minuman beralkohol atau minuman keras.
  • Mengurangi jenis obat perangsang yang dapat memacu detak jantung .
  • Pengontrolan tingkat stress yang berlebihan.
  • Menjaga berat badan yang ideal.

Komplikasi akibat aritmia

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita aritmia dikarenakan jantung tidak dapat memompa darah secara optimal, sehingga kebutuhan akan asupan darah yang diperlukan di dalam tubuh jadi tidak seimbang. Kondisi semacam ini jika dibiarkan tanpa adanya perawatan intensif, maka dalam jangka waktu tertentu akan dapat menyebabkan komplikasi yang memicu timbulnya penyakit lain seperti gagal jantung, stroke, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Bagikan
Advertisement