Home » Tiroid

Hipertiroidisme Penyebab Gejala Pengobatan

  • Roswati Roswati

Hipertiroidisme Penyebab Gejala Pengobatan

Hipertiroidisme adalah suatu bentuk gangguan pada kelenjar tiroid, dimana kelenjar tiroid mengalami peningkatan aktivitas dan menyebabkan produksi hormon tiroid terlalu berlebihan. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon utama yaitu Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). Kedua hormon tersebut memiliki peranan yang sangat penting bagi metabolisme tubuh.

Kedua hormon ini akan mengontrol penggunaan lemak dan karbohidrat, sebagai pengatur suhu tubuh, mengendalikan kinerja jantung dan produksi protein. Selain kedua hormon tersebut, kelenjar tiroid juga menghasilkan hormon kalsitonin yang digunakan untuk mengatur jumlah kalsium dalam darah. Hormon tiroid juga akan membantu proses perubahan makanan menjadi energi dan mempengaruhi proses perkembangan tubuh.

Peningkatan jumlah hormon tiroid dapat menyebabkan terganggunya sistem metabolisme tubuh. Pada umumnya organ tubuh akan bekerja secara normal, tetapi ketika jumlah hormon ini terlalu berlebihan, maka dapat memicu kinerja organ-organ tubuh bekerja menjadi lebih cepat.

Penyebab hipertiroidisme

Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid yang terlalu aktif dan memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang berlebihan. Kondisi seperti ini dapat disebabkan karena beberapa hal. Penyebab-penyebab hipertiroidisme, diantaranya:

  • Penyakit graves
  • Pengaruh dari tiroiditis.
  • Terbentuknya nodul tiroid pada kelenjar tiroid.
  • Pengaruh dari obat-obatan jenis tertentu.
  • Kanker tiroid yang berawal dari pembentukan sel-sel kanker dari kelenjar tiroid.
  • Terlalu banyak yodium.

Gejala hipertiroidisme

Kondisi hipertiroidisme akan memunculkan banyak gejala dan tanda yang bervariasi pada setiap penderita dengan tingkatan keparahan yang ringan hingga berat. Pada penderita hipertiroidisme yang masih tergolong ringan biasanya tidak mengalami gejala dan akan mulai muncul gejala ketika mengalami peningkatan hormon tiroid. Gejala hipertiroidisme hampir mirip dengan gejala pada penyakit lain, bahkan semua gejala yang muncul belum tentu dirasakan semuanya oleh penderita hipertiroidisme. Gejala-gejala hipertiroidisme, diantaranya:

  • Menurunnya berat badan secara drastis, meskipun pola makan tetap normal.
  • Detak jantung akan mengalami peningkatan dan tidak teratur (palpitasi), yang terkadang disertai dengan perasaan seperti berdebar-debar.
  • Gangguan emosional seperti mudah tersinggung, lebih cepat marah, gelisah yang berlebihan, sering merasa gugup, dan kecemasan yang berlebihan.
  • Mengalami tremor, terutama pada ujung-ujung jari dan tangan.
  • Mengalami insomnia atau kesulitan tidur pada malam hari.
  • Lebih sensitif terhadap suhu panas dan keluar keringat yang berlebihan.
  • Kelelahan yang berlebihan dan konsentrasi yang menurun.
  • Pembesaran pada kelenjar gondok.
  • Lebih sering buang air kecil dan buang air besar.
  • Kelemahan pada otot, sehingga menjadi lebih mudah lesu dan loyo.
  • Kerontokan rambut yang tidak merata.
  • Kulit akan muncul ruam dan gatal biduran.
  • Perubahan siklus menstruasi atau menjadi tidak teratur bahkan terhenti beberapa waktu.
  • Pembesaran bola mata.

Diagnosa

Untuk mendiagnosa hipertiroidisme, dokter akan mengumpulkan data dari pasien terkait dengan gejala dan keluhan yang dirasakan, termasuk bertanya tentang riwayat kesehatan pasien dan riwayat kesehatan keluarga. Untuk membantu lebih memastikan diagnosanya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain:

  • Tes fungsi tiroid
  • Tes pencitraan isotop tiroid

Pengobatan hipertiroidisme

Pengobatan hipertiroidisme yang dilakukan memiliki tujuan untuk menormalkan kembali jumlah hormon tiroid yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan mengatasi gejala-gejalanya. Pengobatan akan berdasarkan pada usia pasien, jenis kelamin, penyebab yang mendasari dan riwayat kesehatan pasien. Pengobatan hipertiroidisme antara lain:

  • Obat-obatan anti-tiroid seperti Propil Tio Urasil dan Karbimazol, yang digunakan untuk menekan produksi hormon tiroid yang berlebihan. Obat ini dikonsumsi selama 18-24 bulan, yang secara perlahan-lahan dosisnya akan diturunkan.
  • Terapi yodium radiaktif untuk menghancurkan sel-sel pada kelenjar tiroid yang dapat menurunkan jumlah produksi hormon tiroid.
  • Beta-Blocker untuk menurunkan jumlah produksi hormon tiroid.
  • Operasi dapat dilakukan ketika penderita mengalami kesulitan bernafas maupun menelan.

Pencegahan hipertiroidisme bertujuan agar hipertiroidisme tidak kambuh kembali dan makin parah, sehingga resiko terhadap hal-hal yang lebih berbahaya dapat dihindari. Pencegahan dapat dilakukan dengan dimulai dari hal yang paling sederhana terlebih dahulu, seperti berolahraga  teratur, perbanyak makanan yang tinggi vitamin D dan melakukan terapi relaksasi untuk membantu mengendalikan emosional.

Bagikan
Advertisement