Home » Saraf

Tumor Otak Penyebab Gejala Pengobatan

  • Roswati Roswati

Tumor Otak Penyebab Gejala Pengobatan

Tumor otak adalah kondisi medis dimana terjadi pertumbuhan sel-sel yang abnormal baik di dalam maupun di luar otak yang tidak terkendali sehingga memiliki potensi untuk merusak jaringan yang ada disekitarnya. Berdasarkan pada pertumbuhan selnya, tumor otak dapat dibagi menjadi dua yaitu tumor otak jinak (jenis tumor jinak ini tidak menjadi penyebab terjadinya kanker) dan tumor otak ganas yang menjadi pemicu terjadinya kanker.

Beberapa jenis tumor otak berdasarkan pada lokasi pertumbuhannya antara lain:

  1. Astrocytoma dan oligodendroglioma adalah tumor yang terjadi pada sel-sel neuroglia astrosit dan berbentuk bintang. Tumor ini tingkat pertumbuhannya lambat dan gejala yang muncul hanya menyebabkan terjadinya kejang.
  2. Glioblastoma multiforme adalah tumor yang terjadi pada sel glia yaitu selaput tipis yang mengelilingi dan menunjang pada neuron. Jenis tumor ini memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat cepat dan berbahaya, sehingga dapat menyebabkan naiknya penekanan pada otak dan kelainan terhadap fungsi otak seperti hilangnya keseimbangan. Gejala tumor otak yang biasanya muncul antara lain mengalami sakit kepala, mengantuk, berpikirnya lambat, bahkan dapat menyebabkan terjadinya koma.
  3. Meningioma adalah jenis tumor jinak yang terjadi di selaput meningen atau selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang, pertumbuhannya juga lambat. Gejala yang muncul biasanya adalah mati rasa, kelemahan, kejang, gangguan pada indera penciuman dan pengelihatan.
  4. Ependymoma adalah tumor yang terjadi pada ependyma atau membran epitel yang melindungi dan melapisi ventrikel otak dan kanal tulang belakang.
  5. Hemangioma adalah tumor yang terjadi di pembuluh darah otak dan menyebabkan terjadinya kejang dan kelumpuhan.
  6. Neuroma akustik adalah tumor yang terjadi pada saraf akustik pada fosa posterior yang mengendalikan indera pendengaran dan keseimbangan.
  7. Adenoma pituitary adalah tumor yang terjadi pada kelenjar pituitari atau kelenjar kecil yang letaknya berada di bagian bawah otak. Jenis tumor ini adalah tumor jinak.
  8. Adenoma hipofisis adalah tumor yang terjadi pada kelenjar hipofisis.
  9. Medulloblastoma adalah tumor yang terjadi pada otak kecil terutama pada cairan serebrospinal dan batang otak, yang tingkat penyebarannya sangat cepat terhadap jaringan di sekitarnya.
  10. Glioma batang otak adalah tumor yang terjadi pada otak yang berisi medulla oblongata, pons varolli, dan otak tengah serta bagian otak yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang.

Penyebab tumor otak

Tumor otak dapat dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan penyebabnya:

Tumor otak primer
Ini adalah tumor yang terjadi berasal dari tumor itu sendiri dan tidak diketemukan adanya penyebab secara pasti. Tumor berawal dari kesalahan mutasi DNA yang menyebabkan tingkat pertumbuhan sel-sel menjadi lebih cepat, sehingga terjadi penumpukkan sel-sel yang tidak normal.
Penyebab tumor otak primer:

  1. Tumor otak ini biasanya muncul pada orang tua. Bertambahnya usia semakin beresiko terkena tumor otak, akan tetapi tumor otak ini juga bisa terjadi pada usia berapa saja. Ada juga tumor yang muncul hanya pada anak-anak.
  2. Riwayat pada keluarga yang menderita tumor otak memiliki resiko yang tinggi terhadap keturunannya.
  3. Paparan radiasi ionisasi bisa memicu terjadinya tumor otak seperti pada saat melakukan terapi pengobatan menggunakan radiasi. Radiasi yang berasal dari ponsel dan microwave juga dapat menjadi penyebab tumor otak.

Tumor otak sekunder (Metastatik)
Ini adalah tumor yang berasal dari penyebaran sel kanker yang berada di dalam tubuh melalui sistem peredaran darah, sistem limfatik, dan cairan serebrospinal pada otak.
Penyebab tumor otak sekunder:

  1. Kanker usus
  2. Kanker payudara
  3. Kanker ginjal
  4. Kanker paru-paru
  5. Melanoma

Gejala tumor otak

Gejala tumor otak yang muncul tergantung pada tingkat pertumbuhan tumor dan lokasi dimana tumor ini terjadi, sehingga gejalanya juga bervariasi. Gejala tumor otak yang muncul akibat terjadinya peningkatan tekanan pada otak, meliputi:

  1. Sakit kepala yang terjadi secara berulang terutama semakin memburuk ketika pagi hari.
  2. Mengalami mual dan muntah.
  3. Terjadi kejang partial.
  4. Mengantuk yang berlebihan, sehingga waktu tidurnya lebih banyak dari biasanya.

Gejala yang muncul berdasarkan pada lokasi tumor, yaitu:

  1. Mati rasa yang terjadi di lengan dan kaki semakin parah.
  2. Kelemahan fisik.
  3. Gangguan terhadap indera penglihatan dan pendengaran.
  4. Kehilangan konsentrasi.
  5. Perubahan perilaku dan kepribadian yang signifikan.

Pengobatan tumor otak

  1. Operasi atau pembedahan
    Beberapa kasus besar terkait tumor otak, penanganan yang paling sering digunakan untuk mengobati tumor otak adalah dengan cara mengangkat tumor menggunakan tehnik bedah mikro dengan tujuan mengangkat tumor sebanyak mungkin dengan resiko cedera seminimal mungkin. Operasi yang dilakukan terkadang menyebabkan resiko terjadinya kerusakan permanen pada jaringan otak seperti infeksi, pendarahan, kejang, kelumpuhan, koma, dan bahkan berujung pada kematian.
  2. Radiosurgery
    Penanganan tumor otak yang berukuran kecil menggunakan sinar gamma dengan tingkat radiasi yang kuat dan terfokus pada tumor yang bertujuan untuk membunuh sel-sel tumor.
  3. Pengobatan untuk menyusutkan tumor dengan menggunakan obat-obatan yang diberikan dengan cara oral maupun melalui suntikan intravena untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel tumor. Kemoterapi ini berefek pada rontoknya rambut, mual dan muntah, dan lebih rentan terhadap infeksi.
  4. Terapi radiasi
    Pada pengangkatan tumor yang tidak bisa diambil semuanya melalui pembedahan, akan disertai dengan radiasi sinar eksternal menggunakan akselerator linier untuk menghancurkan sisa-sisa sel tumor selama kurang lebihnya 2-6 minggu.
  5. Obat-obatan
    Pemberian antikonvulsan untuk menghindari terjadinya kejang dan pemberian kortisteroid untuk mengurangi terjadinya pembengkakan.
  6. Rehabilitasi meliputi fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi bicara.

Setelah menjalani operasi atau pembedahan, biasanya pada proses pemulihan terkadang menyebabkan terjadinya epilepsi yang bertahan dalam jangka waktu enam bulan. Penyesuaian diri juga akan diperlukan pasca operasi atau setelah melakukan pembedahan terhadap aktifitas yang dilakukan sehari-hari.

Bagikan
Advertisement