Home » Kanker

Penyebab Kanker Darah Gejala Pengobatan

  • Roswati Roswati

Penyebab Kanker Darah Gejala Pengobatan

Leukemia atau penyakit kanker darah adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel darah putih secara abnormal pada sumsum tulang. Dalam keadaan yang normal sel darah putih akan berkembang dengan teratur pada saat tubuh membutuhkan sel darah putih sebagai pertahanan terhadap infeksi yang terjadi.

Sel-sel darah ini diproduksi dalam sumsum tulang yang disebut dengan sel-sel induk. Sel induk ini akan berkembang menjadi dewasa dan berubah menjadi sel-sel darah dan masing-masing sel darah ini mempunyai tugas yang berbeda. Setiap hari sumsum tulang ini memproduksi bermilyar-milyar sel darah yang baru guna menggantikan sel-sel darah yang telah mati karena rusak atau tua.

Ada tiga macam sel darah yang diproduksi oleh sumsum tulang yaitu:

  1. Sel darah putih (leukosit) yang mempunyai fungsi sebagai pertahanan dan melawan terhadap infeksi yang muncul.
  2. Sel darah merah (eritrosit) yang mempunyai fungsi sebagai pembawa oksigen ke seluruh organ dan jaringan tubuh.
  3. Trombosit (platetet) yang mempunyai fungsi untuk membantu proses pembekuan darah.

Pada leukemia, sel darah putih tidak mampu memberikan respon terhadap sinyal atau tanda yang diberikan oleh tubuh. Ini akan membuat produksi sel darah putih terus meningkat dan tidak terkontrol. Sel darah putih yang berlebihan ini dapat menyebabkan terganggunya fungsi sel darah normal lainnya.

Jenis leukemia

Leukemia akut
Jenis leukemia ini berkembang dengan cepat dan memburuk sebagai akibat dari produksi sel darah putih yang berlebihan dan tidak terkontrol dalam penyebarannya di dalam aliran darah, sehingga sel darah putih tidak bisa berfungsi secara normal. Jenis leukemia ini membutuhkan penanganan secepat mungkin, karena jika diabaikan dapat menyebabkan terjadinya kematian.

Leukemia kronis
Leukemia ini berkembang secara bertahap dan semakin lama dalam kurun waktu yang panjang. Tingkat penyebaran pada leukemia kronis tidaklah terlalu cepat, dimana sel darah putih yang seharusnya sudah mati masih hidup dan menumpuk pada aliran darah, sumsum tulang, dan juga pada organ-organ tubuh yang lainnya. Pada penderita leukemia jenis ini memiliki harapan untuk hidup yang lebih lama.

Berdasarkan pada jenis selnya, leukemia ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

Leukemia limfositik atau leukemia yang menyerang limfosit dan leukemia mielositik yang menyerang sel myeloid, contohnya neurofil, basofil, dan eosinofil.

Berdasarkan pada pengelompokan diatas, leukemia diklasifikasikan menjadi 4 macam:

Leukemia limfositik akut
Jenis leukemia yang menghambat kinerja limfosit, sehingga beresiko mengalami terjadinya infeksi yang berbahaya. Leukemia ini paling sering menyerang pada anak-anak dan pada lanjut usia diatas 65 tahun.

Leukemia mielositik akut
Leukemia yang terjadi karena tidak sempurnanya sel-sel myeloid sehingga menyebabkan terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah. Jenis ini lebih sering dialami oleh orang dewasa daripada anak-anak.

Leukemia limfositik kronis
Jenis leukemia ini hanya terdeteksi ketika leukemia sudah dalam stadium lanjut, karena tidak adanya gejala pada awal terjadinya serangan. Leukemia ini menyerang pada orang dewasa yang berusia diatas 55 tahun. Tidak jarang juga menyerang pada orang dewasa muda.

Leukemia mielositik kronis
Pada leukemia ini perkembangan sel dibagi menjadi dua tahapan. Pada tahap pertama sel-sel ini akan mengalami perkembangan secara bertahap dan perlahan, kemudian pada tahap kedua sel tersebut akan berkembang dengan sangat cepat sehingga penderita leukemia mengalami penurunan kondisi tubuh secara drastis. Jenis ini lebih sering dijumpai pada orang dewasa dan terkadang pada anak-anak.

Penyebab leukemia

Secara spesifik penyebab leukemia tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang beresiko terkena leukemia.

  1. Genetik
    Seperti pada penderita sindrom down akan beresiko terkena leukemia akut lebih besar dari pada orang normal.
  2. Radiasi
    Kondisi ini sering terjadi pada pegawai di bidang radiologi, pada orang yang sedang menjalani radioterapi, dan pada korban bom atom.
  3. Faktor leukemogenik
    Paparan zat-zat kimia yang sangat berbahaya seperti racun lingkungan, bahan-bahan kimia yang digunakan pada bidang industri seperti pestisida, dan obat-obatan untuk kemoterapi.
  4. Virus
    Banyaknya virus baru yang muncul dapat mengancam pada kesehatan. Contoh virus ini adalah virus leukemia feline dan retrovirus.

Gejala leukemia

Perbedaan gejala yang dialami antara orang dewasa dan anak-anak terjadi karena sulitnya mengidentifikasi keadaan atau kondisi tubuh. Gejala leukemia sangat beragam tergantung pada jenis leukemia yang diderita.

  • Sering mengalami infeksi yang parah.
  • Demam dan berkeringat terutama pada malam hari.
  • Sakit kepala.
  • Muntah-muntah.
  • Menggigil.
  • Berat badan yang menurun secara drastis.
  • Pembengkakan yang terjadi pada hati.
  • Mudah mengalami pendarahan seperti mimisan.
  • Muncul bintik-bintik merah pada kulit.
  • Nyeri pada tulang dan persendian.
  • Pembesaran kelenjar getah bening.

Diagnosa leukemia

Dokter akan menanyakan perihal riwayat kesehatan pada keluarga dan keluhan yang dirasakan. Kemudian dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan guna memastikan diagnosis, apakah benar terserang leukemia atau karena penyakit lainnya. Jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter meliputi:

  1. Pemeriksaan fisik
    Dokter akan melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening dan hati.
  2. Tes darah
    Ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sel darah dan mengetahui apakah ada kelainan pada hati.
  3. Biopsi
    Pengangkatan sumsum tulang yang berasal dari tulang pinggul atau tulang yang besar untuk mencari adanya sel-sel kanker.
  4. Sitogenetik
    Pemeriksaan terhadap kromosom dengan pengambilan sampel darah tepi, sumsum tulang maupun kelenjar getah bening.
  5. Prosesus spinosus
    Pengambilan sampel pada cairan serebrospinal dengan menggunakan jarum panjang dan sangat tipis. Ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat sel-sel kanker atau penyakit lainnya.
  6. X-Ray
    Ini bertujuan untuk mengetahui adanya indikasi penyakit pada dada.

Pengobatan leukemia

  • Melakukan kemoterapi dengan tujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker.
  • Radioterapi bertujuan untuk menghancurkan dan menekan pertumbuhan sel-sel kanker.
  • Transplantasi pada sel induk bertujuan untuk menggantikan sumsum tulang yang sudah rusak.
  • Transfusi darah.
  • Pemberian obat-obatan berupa tablet maupun suntikan.
Bagikan
Advertisement