Home » Ginjal

Albuminuria Penyebab Gejala Pengobatan

  • Roswati Roswati

Albuminuria yang juga dikenal dengan istilah ‘Proteinuria‘, ini adalah suatu gangguan di mana terdapat atipikal protein pada urin. Albumin adalah protein utama dalam sistem darah. Protein sangat penting bagi kelancaran fungsi tubuh.

Protein berada dalam sistem darah dan menjalankan berbagai fungsi vital, sebagai contoh adalah melindungi tubuh manusia dari infeksi, membantu sistem darah dengan fungsi pembekuan, dan mengatur jumlah cairan yang mengalir keluar melalui tubuh.

Pada kondisi albuminuria, maka akan memiliki kandungan protein terlalu banyak di dalam urin yang dihasilkan, karena adanya ginjal yang mengalami kerusakan. Ketika ginjal sedang melakukan pekerjaannya, ginjal menyaring produk limbah dari darah dan memerlukan elemen penting termasuk albumin. Tugas albumin adalah membantu untuk mencegah kebocoran air dari darah ke jaringan yang lain.

Adanya kadar gula darah yang tinggi selama beberapa tahun akan dapat merusak ginjal, kondisi ini akan memungkinkan kehilangan albumin dari darah yang terlalu banyak. Albuminuria merupakan pertanda dari penurunan fungsi ginjal dan juga terkait dengan masalah seperti kardiovaskular. Maka dari itu, diperlukan peran dokter untuk mendeteksi masalah ini lebih dini dan menghindari berkembangnya penyakit ini bersamaan dengan penyakit kardiovaskular.

Kurang lebih 8% orang dewasa mempunyai mikroalbuminuria, yaitu ekskresi mulai dari 30-300 mg albumin per 24 jam dan 1% orang dewasa mempunyai makroalbuminuria, yakni ekskresi melebihi 300 mg albumin per 24 jam. Albuminuria dapat terdeteksi pada penderita penyakit diabetes, penderita penyakit hipertensi, orang-orang di atas usia 60 tahun.

Penyebab albuminuria

protein dalam urin albuminuria proteinuriaAlbuminuria dapat disebabkan oleh adanya penyakit tertentu. Pada penyakit diabetes, penyebab utama albuminuria adalah karena kadar glukosa darah yang tinggi selama beberapa tahun. Selain itu tekanan darah tinggi juga dapat menjadi faktor penyebab ginjal mengalami kerusakan.

Beberapa kondisi kesehatan dapat menjadi penyebab albuminuria, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Glomerulonefritis
  • Glomerulosklerosis
  • Nefropati terkait diabetes
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Penyakit kardiovaskular seperti endokarditis
  • Sindrom nefrotik

Adanya aktivitas fisik yang berat juga dapat menjadi penyebab albuminuria transien tanpa disertai adanya penyakit ginjal. Penyebab albuminuria yang lain juga dapat disebabkan karena:

  • Penyakit lupus
  • Penyakit leukimia
  • Penyakit malaria
  • Penyakit anemia sel sabit
  • Proteinuria ortostatik
  • Penyakit Hodgkin
  • Perikarditis (radang kantung di sekeliling jantung)
  • Infeksi ginjal
  • Gagal jantung
  • Artritis rematoid

Gejala albuminuria

Kadar protein dalam urin dalam tingkat abnormal akan menunjukkan gejala atau tanda-tanda albuminuria. Jumlah protein yang begitu besar akan membuat urin juga menjadi berbusa. Dikarenakan begitu banyak protein yang telah keluar dari tubuh lewat urin, maka darah tidak lagi mampu untuk menyerap cairan.

Hal ini akan dapat mengakibatkan adanya kondisi bengkak pada tangan, kaki, wajah, dan perut. Kondisi semacam ini disebut dengan edema, yang menunjukkan bahwa penyakit ginjal telah berkembang. Pengujian laboratorium dapat digunakan sebagai metode untuk mengetahui tingkat protein dalam urin.

Pada tes urin akan nampak gejala sebagai berikut:

  1. Kondisi urin yang tidak normal dapat terlihat dari warna kuning gelap yang disebabkan oleh masalah ginjal jangka panjang.
  2. Urin terlihat seperti berawan yang disebabkan oleh adanya darah, nanah, bakteri, dan infeksi parasit.
  3. Bau urin abnormal akan memiliki bau yang khas. Urin yang berbau seperti sirup dapat menunjukkan bahwa tubuh tidak mampu memecah asam amino.

Diagnosis

Urinalisis terkait sejumlah tes urin biasanya akan dilakukan. Bagi penderita diabetes, sangatlah penting untuk memeriksakan diri paling tidak setiap setahun sekali. Ini dikarenakan gejala hanya terjadi pada tahap berikutnya setelah terdapat kerusakan ginjal.

Screening akan meliputi sampel urin yang akan diuji oleh ahli medis untuk mengetahui tingkat abnormal protein. Dalam hal ini akan dilakukan perbandingan pada rasio albumin kreatinin. Albumin kreatinin yang sehat adalah sebagai berikut:

  • Pada pria kurang dari atau sama dengan 2,5 mg/ mmol
  • Pada wanita kurang dari atau sama dengan 3,5 mg/ mmol

Protein dapat dengan mudah ditemukan melalui pengujian dipstick urin. Rasio albumin kreatinin dalam pemeriksaan urin dianggap akurat, akan tetapi kadang-kadang diperlukan waktu hingga 24 jam untuk dapat melakukan pengukuran albuminuria dengan tepat.

Dokter juga dapat memeriksa kadar urea nitrogen dan kreatinin dalam darah melalui tes ginjal. Jika kadar bahan kimia seperti urea nitrogen dan kreatinin sangat tinggi maka ini menunjukkan bahwa ginjal tidak bekerja dengan baik. Ginjal yang sehat mampu untuk menghilangkan bahan kimia dan zat-zat dari darah. Dokter juga dapat melakukan X-ray atau ultrasound untuk memastikan tingkat kerusakan pada ginjal.

Pengobatan albuminuria dan pencegahan

  • Cara mengobati albuminuria akan tergantung pada kondisi medis yang mendasarinya. Pada penderita diabetes dapat mengontrol kadar gula darah. Seseorang yang menderita sindrom nefrotik dan kelebihan cairan harus membatasi garam dalam makanannya.

  • Terapi steroid dapat digunakan untuk meredakan protein dalam urin. Cara ini dapat dengan cepat menghentikan protein dalam urin. Untuk mengurangi protein dalam urin, membatasi asupan protein yang terlalu banyak dapat menjadi salah satu cara mengobati albuminuria. Ini karena asupan protein yang melebihi takaran akan meningkatkan resiko ginjal menjadi rusak.

  • Semua penderita disarankan untuk mengikuti diet yang sangat rendah protein, kalium, natrium, dan magnesium. Selain itu, mereka juga harus membatasi konsumsi karbohidrat. Hal ini karena karbohidrat akan meningkatkan kadar gula dalam darah yang bisa meningkatkan resiko diabetes.

  • Penderita juga harus menghindari pemanis buatan, gula, kafein, dan minuman manis. Selain itu juga  harus menghindari konsumsi junk food. Protein harus dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas.

  • Buah-buahan dan sayuran sangat direkomendasikan. Buah-buahan dan sayuran begitu kaya akan serat alami dan berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Penderita juga harus membatasi atau menghindari asupan minyak dan lemak jenuh.

Bagikan
Advertisement